Kaedah Menyebar Artikel 'Agama'

Assalamualaikum warahmatullah.Sungguh amat sukacita melihat kesungguhan para sahabat-sahabat FB sekalian berdakwah dengan cara menyebarkan artikel-artikel agama yang mengandungi nasihat-nasihat yang baik.Namun,agak sedih jika melihat artikel-artikel ini tidak disertakan sumber,bahkan sesetengahnya terdedah pula kepada bahaya kedustaan yang dilakukan atas nama agama.Justeru saya 2 kaedah mudah dalam menyebarkan artikel-artikel berkaitan agama.

Pertamanya,ialah menyemak dari manakah sumber artikel yang anda dapat.Firman Allah 'Azza wa Jalla:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan. "
(49:6)
Sebab turunnya ayat ini merujuk kepada peristiwa salah seorang sahabat Rasulullah yang silap membawa berita kepada Rasulullah sehingga hampir-hampir menyebabkan ada kaum yang nyaris diperangi oleh baginda.justeru artikel berkaitan agama,tambahan lagi yang melibatkan status halal-haram sesuatu perkara,patu disemak dulu dari mana asal-usulnya.Para imam hadith juga,kebiasaannya menyemak sumber-sumber hadith yang mereka terima,bagi memastikan mereka tidak meriwayatkan hadith yang palsu.Justeru,apabila anda membaca tulisan yang dinyatakan sebagai Al-Hadith,maka pastikan dari mana datangnya,dari kitab manakah,dan status hadith tersebutJangan kerana keghairahan kita hendak menyebarkan kebaikan kita termasuk dalam ancaman Rasulullah,berkenaan dengan orang yang menyebarkan kedustaan atas nama baginda:


Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata. telah bersabda Rasulullah SAW. "Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku.! Karena, sesungguhnya barangsiapa yang berdusta atasku, maka hendaklah ia memasuki neraka".
Hadist shahih, riwayat Bukhari (1/35), Muslim (1/7), Tirmidzi (4/142 Kitabul Ilmi), Ibnu Majah (No. 3) dan Ahmad.


Dari Mughirah (bin Syu'bah) radliyallahu 'anhu, ia berkata, Aku telah mendengar Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya berdusta atasku tidaklah sama berdusta kepada orang lain (selainku), maka barangsiapa yang berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka".
Hadist shahih riwayat Bukhari (2/81), Muslim (1/8) dan Ahmad (4/252).

Dari Watsilah bin Asqa', ia berkata. telah bersabda Rasulullah SAW. "Sesungguhnya dari sebesar-besar dusta adalah, seorang menda'wahkan/mengaku (berbapak) kepada yang bukan bapaknya (yakni menasabkan diri kepada orang lain yang bukan bapaknya), atau (ia mengatakan) telah diperlihatkan kepada matanya apa yang (sebenarnya) matanya tidak pernah melihat (yakni ia mengaku telah bermimpi dan melihat sesuatu tetapi sebenarnya bohong).

Dalam riwayat yang lain di jelaskan, atau (ia mengatakan), telah diperlihatkan kepada kedua matanya dalam tidur mimpi) apa yang tidak dilihat oleh kedua matanya (yakni ia mengaku telah bermimpi sesuatu padahal dusta), atau ia mengatakan atas (nama) Rasulullah SAW apa yang beliau tidak pernah sabdakan".
Hadits shahih, riwayat Bukhari (4/157) dan Ahmad (4/106) dan riwayat yang kedua, dari jalannya.

Dari Abi Bakar bin Salim dari bapaknya (yaitu Salim bin Abdullah bin Umar) dari kakeknya (yaitu Abdullah bin Umar), ia berkata. Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda. "Sesungguhnya orang yang berdusta atas (nama)ku akan dibangunkan untuknya satu rumah di neraka". Hadist shahih, dikeluarkan oleh Imam Ahmad bin Hambal di musnadnya (2/22, 103 & 144) dan sanadnya shahih atas syarat Bukahri dan Muslim.
***Takhrij hadith dipetik dari tulisan Al-Ustadz Abdul Hakim Amir Al-Abdat(http://terjemah-tafsirquran.blogspot.com/2009/12/tafsiir-quran-kontemporer-lengkap-qs.html)


Yang kedua,menyemak isi kandungan sesuatu artikel.Jika tidak mampu,maka bertanyalah dahulu kepada mereka yang tahu.Firman Allah :
"Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu (wahai Muhammad) melainkan orang-orang lelaki yang Kami wahyukan kepada mereka (bukan malaikat); maka bertanyalah kamu kepada Ahl Al-Dzikri jika kamu tidak mengetahui. "
(21:7)
Di dalam ayat ini Allah mengajarkan satu kaedah yang amat penting,iaitu BERTANYA jika tidak tahu.Pepatah Melayu juga ada menyebut: "Malu bertanya sesat jalan".Ingatlah tidak akan jatuh martabat seseorang yang berkata "aku tidak tahu" berbanding kita memandai-mandai dalam perkara yang kita jahil mengenainya.
Sekian sahaja perkataan saya yang dha'if ini.Semoga bermanfaat kepada anda setiapkali anda mendapat artikel-artikel yang berkaitan agama.Mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang-orang yang memenangkan agama-Nya dan menjaga ketulenan agama-Nya.Saya akhiri tulisan ringkas ini dengan sepotong hadith:
عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)

Wallahu 'Alam.Wallahu waliyyut tawfiq.